Senin, 28 September 2009

JurnaL Penyesuaian 2

A. Pengertian Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai akun-akun setiap buku besar yang belum mencerminkan jumlah (saldo) yang sebenarnya.

Tujuan penyesuaian :
- Setiap rekening riil, khususnya rekening aktiva dan rekening utang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode
- Setiap rekening nominal, khususnya rekening pendapatan dan beban menunjukkan pendapatan dan beban yang seharusnya diakui dalam suatu periode

B. Akun-Akun yang Perlu Disesuaikan Pada Akhir Periode Akuntansi

Tidak semua akun memerlukan jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Akun-akun yang lazim disesuaikan pada akhir periode akuntansi untuk perusahaan jasa adalah sebagai berikut:

1. Beban dibayar di muka (prepaid expenses)
2. Pendapatan diterima di muka (deferred revenue)
3. Piutang pendapatan (accrued receivable)
4. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense)
5. Pemakaian aktiva tetap (depreciation of fixed asset)
6. Pemakaian perlengkapan

C. Pencatatan Jurnal Penyesuaian

1. Beban dibayar di muka

Beban dibayar di muka adalah transaksi yang pada saat terjadinya dikelompokkan sebagai harta(aktiva), tetapi akan menjadi beban di kemudian hari. Beban ini merupakan harta perusahaan yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang.

Contoh dari akun beban dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi dibayar di muka, iklan dibayar di muka, bunga dibayar di muka, dan sebagainya.

Pencatatan beban dibayar di muka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- dicatat sebagai harta
- dicatat sebagai beban

Ilustrasi pencatatan:

Pada tanggal 1 Agustus 2008 perusahaan membayar sewa kantor untuk masa dua tahun sebesar Rp12.000.000,00.

Jika dicatat sebagai harta, maka ayat jurnal pada tanggal 1 Agustus 2008 adalah:


JP : Sewa dibanyar di muka Rp 12.000.000,00 ( D )
Kas Rp 12.000.000,00 ( K )


Misalnya akhir periode akuntansi ditetapkan tanggal 31 Desember 2008, sehingga bagian dari sewa kantor yang telah menjadi beban sampai dengan akhir periode akuntansi adalah 5 bulan (1 Agustus 2008 - 31 Desember 2008) dengan nilai sebesar Rp2.500.000,00 (5/24 x Rp12.000.000,00).

Jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Beban sewa Rp 2.5000.000,00 ( D )
Sewa dibayar di muka Rp 2.500.000,00 ( K )


Jika dicatat sebagai beban, maka ayat jurnal pada tanggal 1 Agustus 2008 adalah:


JP : Beban sewa Rp 12.000.000,00 ( D )
Kas Rp 12.000.000,00 ( K )


Misalnya akhir periode akuntansi ditetapkan tanggal 31 Desember 2008, sehingga bagian dari sewa kantor yang belum menjadi beban sampai dengan akhir periode akuntansi adalah 17 bulan (1 Januari 2009 - 31 Juli 2010) dengan nilai sebesar Rp9.500.000,00 (17/24 x Rp12.000.000,00).

Jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Sewa dibayar di muka Rp 9.500.000,00 ( D )
Beban sewa Rp 9.500.000,00 ( K )


2. Pendapatan diterima di muka

Pendapatan diterima di muka adalah transaksi yang sejak awalnya dicatat sebagai utang (kewajiban), tetapi akan menjadi pendapatan di kemudian hari. Pendapatan ini timbul karena perusahaan telah menerima pembayaran atas suatu pekerjaan, tetapi belum menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Contoh dari akun pendapatan diterima di muka adalah sewa diterima di muka, bunga diterima di muka, asuransi diterima di muka, dan sebagainya.

Pencatatan pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- dicatat sebagai utang (kewajiban)
- dicatat sebagai pendapatan

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 1 Agustus 2008 diterima sewa toko untuk masa dua tahun sebesar Rp12.000.000,00.

Jika dicatat sebagai utang (kewajiban), ayat jurnal pada tanggal 1 Agustus 2008 adalah:


JP : Kas Rp 12.000.000,00 ( D )
Sewa diterima di muka Rp 12.000.000,00 ( K )


Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, bagian dari sewa yang telah menjadi pendapatan adalah 5 bulan (1 Agustus 2008 - 31 Desember 2008) sebesar Rp2.500.000,00 (5/24 x Rp12.000.000,00), ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Sewa diterima di muka Rp 2.500.000,00 ( D )
Pendapatan sewa Rp 2.500.000,00 ( K )


Jika dicatat sebagai pendapatan, ayat jurnal pada tanggal 1 Agustus 2008 adalah:


JP : Kas Rp 12.000.000,00 ( D )
Pendapatan sewa Rp 12.000.000,00 ( K )


Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, bagian dari sewa yang belum menjadi pendapatan adalah 19 bulan (1 Januari 2009 - 31 Juli 2010) dengan nilai sebesar Rp9.500.000,00 (19/24 x Rp12.000.000,00), ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Pendapatan sewa Rp 9.500.000,00 ( D )
Sewa diterima di muka Rp 9.500.000,00 ( K )


3. Piutang pendapatan / Pendapatan yang masih harus diterima

Piutang pendapatan / Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sudah menjadi hak dilihat dari segi waktu tetapi belum dicatat atau diterima pembayarannya.

Contoh akun pendapatan yang masih harus diterima adalah bunga yang masih harus diterima (piutang bunga), sewa yang masih harus diterima (piutang sewa), dan sebagainya.

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 1 November 2008 didepositokan uang ke bank sebesar Rp100.000.000,00 untuk tiga bulan dengan bunga 6% per tahun. Bunga deposito diterima secara bulanan setiap tanggal 1 bulan berikutnya.

Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, pendapatan bunga untuk bulan Desember 2008 sebesar Rp500.000,00 (=Rp100.000.000,00 x 0,5%) yang akan diterima tanggal 1 Januari 2009 harus dicatat sebagai pendapatan pada periode akuntansi tahun 2008, ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Piutang bunga / Rp 500.000,00 ( D )
Bunga yang masih harus diterima
Pendapatan bunga Rp 500.000,00 ( K )


4. Utang beban / Beban yang masih harus dibayar

Utang beban / Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang sudah menjadi kewajiban dilihat dari segi waktu tetapi belum dicatat atau dilakukan pembayarannya.

Contoh akun beban yang masih harus dibayar adalah gaji yang masih harus dibayar, bunga yang masih harus dibayar, dan sebagainya.

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 1 Maret 2008 perusahaan meminjam uang ke Bank sebesar Rp20.000.000,00 dengan bunga 12% per tahun. Bunga dibayar di belakang setiap tanggal 1 September dan 1 Maret.

Misalnya periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, maka beban bunga yang dibebankan untuk periode akuntansi yang bersangkutan adalah selama empat bulan (1 September 2008 - 31 Desember 2008) sebesar Rp800.000,00 (=Rp20.000.000,00 x 4/12 x 12%), ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Beban bunga Rp 800.000,00 ( D )
Untang bunga / Rp 800.000,00 ( K )
Bunga yang masih harus dibayar


5. Penyusutan aktiva tetap

Penyusutan aktiva tetap adalah berkurangnya kemampuan suatu aktiva tetap untuk memberikan manfaat ekonomis secara berangsur-angsur sejalan dengan perjalanan waktu.

Contoh akun aktiva tetap adalah peralatan kantor, peralatan toko, kendaraan, mesin, gedung, tanah, dan sebagainya.

Besarnya nilai penyusutan aktiva tetap dicatat sebagai beban penyusutan aktiva tetap (D), tetapi tidak langsung dicatat pada aktiva tetap yang bersangkutan karena aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya, akun yang dipakai adalah akumulasi penyusutan aktiva tetap (K) yang merupakan akun kontra aktiva tetap tersebut.

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 31 Desember 2008 dalam neraca saldo terdapat akun Gedung dengan saldo sebesar Rp350.000.000,00.

Misalnya pada akhir periode akuntansi diputuskan untuk menyusutkan nilai gedung sebesar 10%, sehingga besarnya beban penyusutan gedung yang ditetapkan pada periode tersebut sebesar Rp35.000.000,00 (=Rp350.000.000,00 x 10%), ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Beban penyusutan gedung Rp 35.000.000,00 ( D )
Akumulasi penyusutan gedung Rp 35.000.000,00 ( K )


6. Pemakaian perlengkapan

Perlengkapan adalah barang yang dipergunakan untuk kegiatan perusahaan yang habis terpakai dalam jangka waktu satu tahun. Pada akhir periode akuntansi harus dihitung berapa perlengkapan yang sudah terpakai dan berapa perlengkapan yang masih tersisa.

Contoh akun perlengkapan adalah perlengkapan toko, perlengkapan kantor, dan sebagianya.

Pencatatan pemakaian perlengkapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. sebagai harta (aktiva)
b. sebagai beban

Ilustrasi pencatatan:

Tanggal 15 Mei 2008 dibeli perlengkapan kantor seharga Rp2.500.000,00 secara tunai. Pada akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2008, perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp750.000,00.

Jika dicatat sebagai harta (aktiva), ayat jurnal pada tanggal 15 Mei 2008 adalah:


JP : Perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 ( D )
Kas Rp 2.500.000,00 ( K )


Bagian perlengkapan yang sudah terpakai sebesar Rp1.750.000,00 (=Rp2.500.000,00 - Rp750.000,00) ditetapkan menjadi beban, ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Beban perlengkapan kantor Rp 1.750.000,00 ( D )
Perlengkapan kantor Rp 1.750.000,00 ( K )


Jika dicatat sebagai beban, ayat jurnal pada tanggal 15 Mei 2008 adalah:


JP : Beban perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 ( D )
Kas Rp 2.500.000,00 ( K )


Bagian perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp750.000,00 belum menjadi beban, ayat jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2008 adalah:


JP : Perlengkapan kantor Rp 750.000,00 ( D )
Beban perlengkapan kantor Rp 750.000,00 ( K )

JurnaL Penyesuaian

Dalam menangani Jurnal Penyesuaian Saya menggunakan 3 form elektronik :

Memorial Debet : Form untuk membuat memorial yang secara automatis akan mengupdate buku utang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Hutang Dagang dan mengktedit biaya dibayar dimuka. (terhubung ke data supplier)

Memorial Kredit : Form untuk membuat memorial debet yag secara utomatis mengupdate buku piutang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Pendapatan diterima dimuka dan mengktedit Piutang Dagang. (terhubung ke data customer)

Serba serbi : Form ini tidak terhubung dengan buku transaksi contoh : penyesuaian persediaan.

Prosedure pembuatan ayat penyesuaian

PERSEDIAAN BARANG DAGANG

memakai perkiraan harga pokok

Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang (awal) Rp.x.xxx

Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Pembelian Rp.x.xxx

Harga pokok penjualan Rp.x.xxx
Ongkos angkut pembelian Rp.x.xxx

Persediaan barang dagang (akhir) Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx

Pembelian retur & potongan harga Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx



Memakai perkiraan Ikhtisar Laba Rugi

Ikhtisar Laba Rugi Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang awal Rp.x.xxx

Persediaan Barang dagang akhir Rp.x.xxx
Ikhtisar Laba Rugi Rp.x.xxx


PERSEDIAAN AKHIR

JIKA SALDO SEMENTARA < STOCK OPNAME

Persediaan/barang dalam proses Rp.x.xxx

Koreksi pemakaian bahan Rp.x.xxx


JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME

Koreksi pemakaian bahan Rp.x.xxx

Persediaan/barang dalam proses Rp.x.xxx




BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya dibayar di muka

Biaya …. Rp.x.xxx
…… dibayar di muka Rp.x.xxx


Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya

…… dibayar di muka Rp.x.xxx
Biaya …. Rp.x.xxx




PENGHASILAN DITERIMA DIMUKA

Bila saat penerimaan dicatat sebagai utang

……. Diterima dimuka Rp.x.xxx
Pendapatan ……. Rp.x.xxx


bila saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan

Pendapatan ………….. Rp.x.xxx
Diterima dimuka Rp.x.xxx


Piutang penghasilan

Penghasilan ymh diterima Rp.x.xxx
Pendapatan Rp.x.xxx




BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Biaya ….. Rp.x.xxx
…… biaya ymh dibayar Rp.x.xxx




PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Biaya penyusutan Rp.x.xxx
Akumulasi penyusutan Rp.x.xxx


PEMBAGIAN LABA

A. PADA WAKTU DITETAPKAN

Debet - Sisa Laba Rugi Rp.x.xxx

Kredit - Laba dibagi Rp.x.xxx


B. PADA WAKTU DIBAYAR

Debet - Laba dibagi Rp.x.xxx

Kredit - Kas atau bank Rp.x.xxx

Pengertian, Tujuan & Fungsi Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".

A. Tujuan Akuntansi

Untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

B. Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

C. Laporan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.